Jumat, 04 April 2014

Proposal PTK model Artikulasi



PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MA NU SUMBER AGUNG KECAMATAN BUAY MADANG KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013

  1. Latar Belakang Masalah
            Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan penting. Dengan pendidikan, diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia Indonesia dapat ditingkatkan. Upaya meningkatkan sumber daya manusia dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan formal mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. (Syah 2000:10). Pendidikan berfungsi sebagai berikut:
a). Sebagai proses tranformasi budaya pendidikan merupakan kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. b). Sebagai proses pembentukan pribadi proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap prosedural dan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. c). Sebagai proses penyiapan warga negara melalui pendidikan diharapkan mampu penyiapan peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. d).  Pendidikan sebagai penyiap tenaga kerja pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan membimbing peserta didik sehingga mempunyai bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar ini berupa pembentukan sikap, pengetahuan dan ketrampilan kerja pada calon lulusan.
( Tirtarahardja 1994 :34-37)


            Mengingat begitu pentingnya pendidikan, tidak heran jika banyak pihak yang mulai menaruh perhatiannya pada dunia pendidikan. Sampai saat ini, mutu pendidikan di indonesia jika dibandingkan dengan mutu pendidikan di luar negeri  lainnya masih relatif rendah. Padahal dalam kenyataanya, mutu pendidikan sangat mempengaruhi mutu siswa yang dikeluarkannya. Indikator tinggi rendahnya mutu pendidikan yang ada dilihat dari prestasi belajar siswa ( Arifin 1991 :4).
                        Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menigkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lain, dan peningkatan mutu manajemen sekolah, namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang memadai.
                        Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran.

                        Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan  hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif dan gaya pembelajaran yang menarik.
            Sehingga salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan   hasil belajar siswa. Sekolah Menengah Umum berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan hasil belajar siswa di semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang diajarkan mempunyai karakteristik ilmu yang berbeda-beda, salah satunya adalah mata pelajaran ekonomi.
            Kurangnya seorang siswa memahami sebuah materi hal ini disebabkan karena kurang adanya variasi dalam pembelajaran, buku pelajaran tidak lengkap serta kurangnya minat belajar siswa dan model yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi kurang sesuai, sehingga siswa dalam menerima materi yang disampaikan guru kurang memahaminya. Materi yang harus disampaikan pada siswa sangat banyak, sehingga guru dengan metode kontekstual dalam hal ini ceramah bervariasi berusaha mengejar pemenuhan materi. Variasi belajar untuk mengatasi kesulitan belajar ekonomi pada siswa sangat diperlukan. Meskipun metode pembelajaran konvensional saat ini masih tetap bisa digunakan dalam pembelajaran ekonomi.
            Variasi belajar yang dapat dilakukan adalah model pembelajaran artikulasi. Model pembelajaran artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’.
            Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini.
        Dalam proses belajar mengajar di kelas penggunaan model sangat penting untuk menunjang keaktifan dan kreativitasan siswa, maka komunikasi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa akan berjalan secara lancar. Hal ini terkait dengan adanya model artikulasi dalam proses belajar mengajar. Sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya

.
            Berdasarkan uraian diatas maka ingin diungkapkan analisis lebih jauh tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2013 ”.

  1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan saya teliti ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana penerapan model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2013.
2.      Bagaimanakah  hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur  tahun pelajaran 2013.
3.      Bagaimana penerapan pengaruh model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2013.

  1. Pembatasan Masalah
        Berdasarkan luasnya kajian terhadap model artikulasi dan hasil belajar maka peneliti batasi permasalahan penelitian ini sebagai berikut :

1.         Penggunaan model artikulasi di kelas  X MA NU  Sumber Agung.
2.         Hasil belajar ekonomi siswa kelas  X MA NU  Sumber Agung.
3.         Pengaruh penggunaan model artikulasi dalam pembelajaran ekonomi di kelas X MA NU Sumber Agung.
  1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.         Hasil belajar ekonomi pada  siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2012.
2.         Apakah model pembelajaran artikulasi lebih sesuai, sehingga dapat memberikan hasil belajar Ekonomi yang lebih baik.
3.         Pengaruh penerapan model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2013.
E.     Manfaat Penelitian
            Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat terutama :
a.                   Manfaat secara praktis
           1. Bagi siswa
a.    Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak.
b.    Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain.
c.    Siswa dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan-perbedaan yang tumbuh dalam kelompok.
           2.  Bagi pihak sekolah
Dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk mengadakan variasi model pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
            3. Bagi pihak lembaga terkait
Sebagai pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaan-   kebijaksanaan baru tentang pendidikan.
        b.  Manfaat secara teoritis
             1.  Pembaca
  Menambah pengetahuan pembaca tentang seluk beluk dunia  
   penelitian.
             2.   Penelitian berikutnya
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa di masa yang akan datang.
             3.   Peneliti yang bersangkutan
Menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan merupakan wahana menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah.
F.       KAJIAN PUSTAKA
1.                Pengertian Belajar
                        Belajar adalah  suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahun menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila, dan emosional (Aqib 2002:42).  
                        Sedangkan Pengertian belajar menurut Marris L Bigge dalam bukunya Darsono (2000:3)  adalah suatu perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud terjadi pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi-situasi tertentu. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan adanya pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap dari seseorang yang melakukan kegiatan belajar.

2.   Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

                        Telah dikemukakan sebelumnya bahwa belajar adalah hal yang menimbulkan proses perubahan dalam tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimana perubahan ini dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil atau tidak tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Aqib (2002:62-66) dibedakan menjadi dua yaitu:
1. faktor indogin, ialah faktor yang datang dari diri pelajar atau siswa sendiri. faktor ini meliputi : a. faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b. faktor psikologis ( faktor yang bersifat rohaniah).
2.   faktor eksogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa, faktor ini meliputi : a. faktor lingkungan keluarga. b. faktor lingkungan sekolah.  c. faktor lingkungan masyarakat.


3.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil  Belajar

                        Menurut Maryami (dalam Safitri, 2009:13) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolangkan menjadi dua hal yaitu:
1.         Faktor intern yaitu, minat untuk belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan hasil belajar, rasa percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan siswa, dan cita-cita siswa.
2.         Faktor ekstern yaitu, guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dan lingkungan sekolah.
     Sedangkan menurut Slameto (2003:54) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:



1.              Faktor-faktor Internal
a.             Faktor biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar. 
b.             Faktor psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan berfikir. 
c.             Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk mengahsilkan sesuatu akan hilang.
2.              Faktor –faktor Eksternal
a.             Faktor keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar.
b.             Faktor sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah.
c.             Faktor masyarakat, meliputi : bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi prsetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.
            Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri dan juga diluar individu tersebut.
4.  Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
            Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan  menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini, Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’.
            Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini.




5.  Perbedaan Model Pembelajaran Artikulasi dengan  Model
     Pembelajaran Lain
            Model pembelajaran artikulasi tentu memiliki beberapa perbedaan dengan  model pembelajaran lainnnya. Tetapi model artikulasai dapat digunakan dengan memadukan model ini dengan model yang lain. Contohnya : “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi”  
            Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.Pembelajaran kooperatif tipe artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Disinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai “penyampai pesan”.
            Perbedaan model artikulasi ini dengan model  lainnya adalah penekanannya pada komunikasi anak kepada teman satu kelompoknya karena disana ada proses wawancara pada teman satu kelompoknya, serta cara tiap anak menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain, karena, setiap anak memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok dalam artikulasipun biasanya hanya terdiri atas dua orang yakni dalam satu kelompok terbentuk atas teman satu mejanya.

6.                     Karakteristik Model Artikulasi
            Karakter yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model artikulasi ini adalah sebagai berikut :
1.      Siswa menjadi lebih mandiri
2.      Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar . 
3.      Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu
4.      Terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok kecil
5.      Terjadi interaksi antar kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
6.      Tiap siswa mempunyai kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas   
        untuk  menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.

7.                     Langkah-langkah
            Model pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’

Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
1.      Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2.      Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3.      Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan  
      dua orang.
4.      Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang  
      baru  diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat  
      catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok  
      lainnya.
5.   Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil    
      wawancaranya dengan teman pasangannya sampai sebagian siswa sudah  
      menyampaikan hasil  wawancaranya.
6.      Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum  
      dipahami  siswa.
7.      Kesimpulan/penutup.

8.                  Kelebihan dan Kelemahan
            Pada setiap teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai pendapat ahli mengenai kegiatan suatu model pembelajaran. Pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran tersebut dari model pembelajaran lainnya, yang pasti disamping terdapat kelebihan pada model tersebut akan ada pula kelemahan dari model belajar tersebut. Begitu pula dengan pembelajaran dengan menggunakan model artikulasi.

Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan dari model artikulasi :  
1.     Kelebihannya:
a.                                           Semua siswa terlibat (mendapat peran)
b.                                           Melatih kesiapan siswa
c.                                           Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
d.                                           Cocok untuk tugas sederhana
e.                                           Interaksi lebih mudah
f.   Lebih mudah dan cepat membentuknya
g.  Meningkatkan partisipasi anak

2.     Kelemahan
    1. Untuk mata pelajaran tertentu
    2. Waktu yang dibutuhkan banyak
    3. Materi yang didapat sedikit
    4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
    5. Lebih sedikit ide yang muncul

            Untuk mengejar materi dapat dilakukan  pembelajaran ceramah. Sedangkan dari keuntungan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran artikulasi  memberikan kesempatan bagi seluruh siswa dan anggota untuk mampu bekerja sama, bersosialisasi antar teman, belajar untuk saling berbagi pengetahuan dengan sesama anggota kelompoknya.
9.         Hipotesis
            Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Zuriah  2009: 162) Hipotesis didefinisikan sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti  bagi problematika yang diajukan dalam  penelitiannya. Hipotesis dalam penelitian saya nanti  adalah sebagai berikut :

Ha 




Ho 
:




:
Ada Pengaruh  Penerapan Model  Pembelajaran Artikulasi  Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA NU Sumber Agung  Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur  Tahun Pelajaran 2013.

Tidak Ada Pengaruh Penerapan Model  Pembelajaran Artikulasi  Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA NU Sumber Agung  Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur  Tahun Pelajaran 2013.


J.        METODE PENELITIAN
     Dalam penelitian yang masih akan saya lakukan ini, dibahas metode penentuan objek penelitin, metode pengumpulan data serta analisis data.
1.         Variabel penelitian
     Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi perhatian (Arikunto 2002:99). Dalam penelitian saya nanti  ada dua macam variabel yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). variabel bebasnya model  pembelajaran artikulasi  (X) dan variabel terikat hasil belajar ekonomi (Y).

2.  Populasi dan Sampel Penelitian
a.  Populasi
                        Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:55). Sedang menurut N. Sukmadinata (2011: 205) Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita.




Tabel 1.1
Keadaan Siswa MA NU Sumber Agung
Buay Madang TP. 2012/2013

Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
X A
9
11
20
X B
11
6
17
XI IPS
7
16
23
XI IPA
7
11
18
XII IPS
15
12
27
XII IPA
9
12
21
JUMLAH
58
68
126
Sumber: Tata Usaha  MA NU Sumber Agung.
2.    Sampel
          Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2002: 109) sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat mewakili. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011: 205) sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik kesimpulan dari padanya.
Menurut Arikunto (2006:134) apabila subjek atau populasi yang ada kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek atau populasinya besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

          Berdasarkan penjelasan tersebut karena jumlah populasi lebih dari 100 siswa dan artinya jumlah populasinya lebih dari 100 untuk dijadikan sampel, maka penelitian ini adalah penelitian sampel, maka penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA NU Sumber Agung yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.
4.  Rancangan Penelitian
            Metode yang akan peneliti gunakan dalam penelitian nanti adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif,     (Sukmadinata 2011:53).  

5.   Metode Pengumpulan Data
            Metode yang akan digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah:
2.         Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang identitas dari siswa-siswi yang menjadi sampel dan populasi penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah daftar nama siswa-siswi  kelas X MA NU Sumber Agung.
2.   Metode Tes
Metode tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar pada pokok bahasan materi pelajaran ekonomi kelas X  MA NU Sumber Agung dengan model pembelajaran artikulasi.




3.         Metode Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. ( Sukmadinata 2011:220). 
4.         Metode Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tdak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). instrument atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.  (Sukmadinata 2011:219).

6.                                                          Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.         Validitas
     Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Uji validitas yang akan digunakan dalam penelitian  nantinya adalah validitas konstruk (Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas kriteria. Teknik yang digunakan  adalah tehnik korelasi product moment yang dikemukakan oleh pearson  sebagai berikut :
      r =
Keterangan
Dimana: rxy =       Koefisien korelasi  antara variable X dan Y, dua variable 
                            yang dikolerasikan
                          ( Arikunto, 2012 : 87)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

b.    Reliabilitas
            Dalam menguji reliabilitas  tes bentuk  pilihan ganda  menggunakan rumus KR 20  sebagai berikut :
, ( Arikunto, 2012: 115)
Dimana :
r11           : reliabilitas tes secara keseluruhan
p          : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q          : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
Σpq      : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n          : banyaknya item
S          : standar deviasi dari tes
K.           Teknik Analisis Data
                        Tujuan pokok dari penyajian hipotesis ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dua variabel penelitian yaitu antara model pembelajaran artikulasi  dengan hasil belajar ekonomi siswa kelas X  MA NU Sumber Agung. Dalam penelitian nanti metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik koefesien korelasi product moment dengan rumus raw score (angka kasar).
Pengujian Hipotesis X terhadap Y
Keterangan
Dimana: rxy =       Koefisien korelasi product moment antara variable X dan Y
        ∑XY   =   Hasil perkalian antara variabel X dan Y
           N     =    jumlah sampel (responden)
           X        =   Model pembelajaran artikulasi (variabel bebas/Independen)
           Y        =   hasil belajar ekonomi (variabel terikat/dependen)
                       (Arikunto, 2012 : 87)
1. Uji t
Langkah berikutnya untuk menguji signifikasi korelasi (uji hipotesis) menggunakan rumus sebagai berikut :
                 
                 t                             
                                                2
Keterangan :
t           = nilai t
r           = nilai koefisien korelasi product moment
n          = jumlah sampel. (hasan, 2004:97)
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung lebih besar dari pada t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, dan jika t hitung kurang dari t tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.

L.       Sistematika Penulisan
Untuk menghasilakn suatu pembahasan yang lebih runtut, penulis susun sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini tediri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini terdiri dari pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian model pembelajaran artikulasi, karakteristik model artikulasi, langkah-langkah model artikulasi, kelebihan dan kelemahan dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini terdiri dari variabel penelitian, devinisi operasional variabel, jenis Penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian ini terdiri dari deskripsi wilayah penelitian, penyajian data, pengolahan data hasil peneltian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP
Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

M.   LANGKAH KERJA DAN JADWAL PENELITIAN
1.              Langkah Kerja
            Langkah kerja yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini  adalah  
a.     Tahapan Persiapan
1.        Persiapan Administrasi
2.        Mengajukan Judul Penelitian
3.        Mengadakan Observasi ke MA NU Sumber Agung
4.        Menyusun Rencana Penelitian.

b.    Tahapan Pengumpulan Data
1.        Meminta Izin Penelitian
2.        Mengumpulkan Data
3.        Menyusun dan Memeriksa Data
c.     Tahapan Pengolahan Data
1.        Pengolahan Data
2.        Analisis Data
3.        Penafsiran Data
d.    Tahapan Penyusunan Laporan
1.        Penyusunan Laporan Awal
2.        Penyusunan Laporan Akhir










2.      Jadwal Penelitian
            Untuk mempermudah dan memperlancar penyusunan skripsi serta penyelesaian skripsi yang tepat pada waktunya, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jadwal Penelitian

No
Kegiatan
Bulan
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
1.
Mengajukan judul
Ö






2
Menyusun proposal
Ö






3
Mengajukan proposal
Ö






4
Seminar proposal

Ö





5
Perbaikan proposal

Ö





6
Mengajukan bimbingan


Ö




7
Konsultasi bimbingan



Ö



8
Pelaksanaan penelitian




Ö


9
Mengolah data




Ö


10
Menyusun laporan




Ö


11
Menyusun uji skripsi





Ö

12
Uji skripsi






Ö
13
Perbaikan skripsi






Ö
14.
Penyerahan skripsi






Ö






DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Barlian. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pelembang.
Hasan. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Jihad. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Latuheru. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta :  Depdikbud. 1988.

Pidarta. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cupta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudijono. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,  Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:      Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.


PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHIT

MAKALAH PROSES ISLAMISASI DI JAWA SEJAK MASA PASCA KERUNTUHAN MAJAPAHIT Mata Kuliah            : Konsep Teori dan Pemikiran...