PENGARUH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA
KELAS X MA NU SUMBER AGUNG KECAMATAN BUAY MADANG KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN PELAJARAN
2013
- Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan sumber daya
manusia yang berkualitas, bidang pendidikan memegang peranan penting. Dengan
pendidikan, diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia
Indonesia dapat ditingkatkan. Upaya meningkatkan sumber daya manusia dilakukan melalui
upaya sadar lewat jalur pendidikan formal mencakup pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dapat
diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
kebutuhan. (Syah 2000:10). Pendidikan berfungsi sebagai berikut:
a). Sebagai
proses tranformasi budaya pendidikan merupakan kegiatan pewarisan budaya dari
satu generasi ke generasi berikutnya. b). Sebagai proses pembentukan pribadi
proses pendidikan berlangsung melalui tahap-tahap prosedural dan dapat
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. c). Sebagai
proses penyiapan warga negara melalui pendidikan diharapkan mampu penyiapan
peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. d). Pendidikan sebagai penyiap tenaga kerja
pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan membimbing peserta didik sehingga
mempunyai bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar ini berupa pembentukan
sikap, pengetahuan dan ketrampilan kerja pada calon lulusan.
(
Tirtarahardja 1994 :34-37)
Mengingat begitu pentingnya
pendidikan, tidak heran jika banyak pihak yang mulai menaruh perhatiannya pada
dunia pendidikan. Sampai saat ini, mutu pendidikan di indonesia jika
dibandingkan dengan mutu pendidikan di luar negeri lainnya masih relatif rendah. Padahal dalam kenyataanya,
mutu pendidikan sangat mempengaruhi mutu siswa yang dikeluarkannya. Indikator
tinggi rendahnya mutu pendidikan yang ada dilihat dari prestasi belajar siswa (
Arifin 1991 :4).
Salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk menigkatkan mutu
pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan
kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran,
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lain, dan peningkatan mutu manajemen
sekolah, namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang memadai.
Upaya
peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai
terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu
antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga
pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran.
Mengajar
bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari
perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan
mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan
membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan
belajar aktif dan gaya pembelajaran yang menarik.
Sehingga salah satu cara
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah Menengah Umum
berusaha meningkatkan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan hasil belajar
siswa di semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang diajarkan mempunyai
karakteristik ilmu yang berbeda-beda, salah satunya adalah mata pelajaran ekonomi.
Kurangnya seorang siswa memahami
sebuah materi hal ini disebabkan karena kurang adanya variasi dalam pembelajaran,
buku pelajaran tidak lengkap serta kurangnya minat belajar siswa dan model yang
digunakan pendidik dalam menyampaikan materi kurang sesuai, sehingga siswa
dalam menerima materi yang disampaikan guru kurang memahaminya. Materi yang
harus disampaikan pada siswa sangat banyak, sehingga guru dengan metode
kontekstual dalam hal ini ceramah bervariasi berusaha mengejar pemenuhan
materi. Variasi belajar untuk mengatasi kesulitan belajar ekonomi pada siswa sangat
diperlukan. Meskipun metode pembelajaran konvensional saat ini masih tetap bisa
digunakan dalam pembelajaran ekonomi.
Variasi
belajar yang dapat dilakukan adalah model pembelajaran artikulasi. Model
pembelajaran artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai,
artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan
model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima
pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’.
Model
pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang
masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman
kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat
diperlukan dalam model pembelajaran ini.
Dalam proses belajar mengajar di kelas penggunaan model sangat penting untuk menunjang keaktifan dan
kreativitasan siswa, maka
komunikasi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa akan berjalan
secara lancar. Hal ini terkait dengan adanya model
artikulasi dalam proses belajar mengajar.
Sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya
.
Berdasarkan uraian diatas maka ingin
diungkapkan analisis lebih jauh tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA NU Sumber Agung
Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2013 ”.
- Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang akan saya teliti ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
penerapan model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran
2013.
2. Bagaimanakah hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X MA
NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2013.
3. Bagaimana
penerapan pengaruh model pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur
tahun pelajaran 2013.
- Pembatasan Masalah
Berdasarkan luasnya kajian terhadap model
artikulasi dan hasil belajar maka peneliti batasi
permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
1.
Penggunaan
model artikulasi di kelas X MA
NU Sumber Agung.
2.
Hasil
belajar ekonomi siswa kelas X MA NU Sumber Agung.
3.
Pengaruh
penggunaan model artikulasi dalam pembelajaran ekonomi di kelas X MA NU Sumber Agung.
- Tujuan Penelitian
Berdasarkan
perumusan masalah, penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1.
Hasil belajar ekonomi
pada siswa kelas X MA NU Sumber Agung
Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2012.
2.
Apakah model
pembelajaran artikulasi lebih
sesuai, sehingga dapat memberikan hasil belajar Ekonomi yang lebih baik.
3.
Pengaruh penerapan model
pembelajaran artikulasi terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X MA NU
Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur tahun pelajaran 2013.
E.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat terutama :
a.
Manfaat secara praktis
1. Bagi siswa
a. Siswa
dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap
siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak.
b. Siswa
dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain.
c. Siswa
dapat belajar bersosialisasi dengan cara memahami perbedaan-perbedaan yang
tumbuh dalam kelompok.
2. Bagi pihak sekolah
Dapat
digunakan sebagai bahan masukkan untuk mengadakan variasi model pembelajaran
guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi pihak lembaga terkait
Sebagai
pertimbangan untuk pembuatan kebijaksanaan-
kebijaksanaan baru tentang pendidikan.
b. Manfaat secara teoritis
1. Pembaca
Menambah pengetahuan pembaca tentang seluk
beluk dunia
penelitian.
2. Penelitian
berikutnya
Hasil
penelitian dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan
penelitian serupa di masa yang akan datang.
3. Peneliti
yang bersangkutan
Menambah
ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti dan merupakan wahana menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah didapat di bangku kuliah.
F. KAJIAN
PUSTAKA
1.
Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahun
menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya
sifat-sifat sosial, susila, dan emosional (Aqib 2002:42).
Sedangkan Pengertian
belajar menurut Marris L Bigge dalam bukunya Darsono (2000:3) adalah suatu perubahan yang menetap dalam
kehidupan seseorang yang tidak diwariskan secara genetis. Dalam hal ini
perubahan yang dimaksud terjadi pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi
atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam
situasi-situasi tertentu. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa yang disebut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang
yang disebabkan adanya pengalaman untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap dari seseorang yang melakukan kegiatan belajar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikemukakan
sebelumnya bahwa belajar adalah hal yang menimbulkan proses perubahan dalam
tingkah laku dan kecakapan. Sampai dimana perubahan ini dapat tercapai atau
dengan kata lain, berhasil atau tidak tergantung pada beberapa faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Aqib (2002:62-66) dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. faktor
indogin, ialah faktor yang datang dari diri pelajar atau siswa sendiri. faktor
ini meliputi : a. faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah) b. faktor
psikologis ( faktor yang bersifat rohaniah).
2. faktor
eksogin, ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa, faktor ini
meliputi : a. faktor lingkungan keluarga. b. faktor lingkungan sekolah. c. faktor lingkungan masyarakat.
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut
Maryami (dalam Safitri, 2009:13) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dapat digolangkan menjadi dua hal yaitu:
1.
Faktor
intern yaitu, minat untuk belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar,
kemampuan mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan hasil belajar, rasa
percaya diri siswa, intelegensi dan keberhasilan siswa, dan cita-cita siswa.
2.
Faktor
ekstern yaitu, guru, sarana dan prasarana, kurikulum, dan lingkungan sekolah.
Sedangkan
menurut Slameto (2003:54) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut:
1.
Faktor-faktor
Internal
a.
Faktor
biologis, meliputi: kesehatan, gizi, pendengaran dan penglihatan. Jika salah
satu dari faktor biologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi
belajar.
b.
Faktor
psikologis, meliputi: intelegensi, minat dan motivasi serta perhatian ingatan
berfikir.
c.
Faktor
kelelahan, meliputi: kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani nampak
dengan adanya lemah tubuh, lapar dan haus serta mengantuk. Sedangkan kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk mengahsilkan sesuatu akan hilang.
2.
Faktor
–faktor Eksternal
a.
Faktor
keluarga. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan terutama.
Merupakan lembaga pendidikan dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan
untuk pendidikan dalam ukuran besar.
b.
Faktor
sekolah, meliputi : metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa,
siswa dengan siswa dan berdisiplin di sekolah.
c.
Faktor
masyarakat, meliputi : bentuk kehidupan masyarakat sekitar dapat mempengaruhi
prsetasi belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah lingkungan terpelajar maka
siswa akan terpengaruh dan mendorong untuk lebih giat belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa keberhasilan hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang berasal dari dalam individu itu sendiri dan juga diluar individu tersebut.
4. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi
Model
pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai,
artinya apa yang telah diberikan guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan
kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini, Siswa dituntut untuk
bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai
pesan.’.
Model
pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif
dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing
siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya
tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model
pembelajaran ini.
5. Perbedaan Model Pembelajaran Artikulasi dengan
Model
Pembelajaran
Lain
Model
pembelajaran artikulasi tentu memiliki beberapa perbedaan dengan model
pembelajaran lainnnya. Tetapi model artikulasai dapat digunakan dengan
memadukan model ini dengan model yang lain. Contohnya : “Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Artikulasi”
Pembelajaran
kooperatif tipe artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang
masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman
kelompoknya tentang materi yang baru dibahas.Pembelajaran kooperatif tipe
artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan
guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan
kelompoknya). Disinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk
bisa berperan sebagai “penerima pesan” sekaligus berperan sebagai “penyampai
pesan”.
Perbedaan
model artikulasi ini dengan model lainnya adalah penekanannya pada
komunikasi anak kepada teman satu kelompoknya karena disana ada proses
wawancara pada teman satu kelompoknya, serta cara tiap anak menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelompok yang lain, karena, setiap anak memiliki kesempatan
untuk menyampaikan pendapat kelompoknya. Kelompok dalam artikulasipun biasanya
hanya terdiri atas dua orang yakni dalam satu kelompok terbentuk atas teman
satu mejanya.
6.
Karakteristik Model
Artikulasi
Karakter
yang ada pada diri siswa setelah proses belajar dengan menggunakan model
artikulasi ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa menjadi lebih mandiri
2. Siswa bekerja dalam kelompok
untuk menuntaskan materi belajar .
3. Penghargaan lebih
berorientasi kelompok ketimbang individu
4. Terjadi interaksi antar siswa
dalam kelompok kecil
5. Terjadi interaksi antar
kelomppok kecil yang satu dengan lainnya.
6. Tiap siswa mempunyai
kesempatan berbicara atau tampil dimuka kelas
untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompok mereka.
7.
Langkah-langkah
Model
pembelajaran Artikulasi prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang
telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa
lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa
dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan
sebagai ‘penyampai pesan.’
Langkah-langkah atau sintak model pembelajaran Artikulasi adalah sebagai berikut :
1. Guru menyampaikan kompetensi
yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi
sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap
siswa, bentuklah kelompok berpasangan
dua
orang.
4. Menugaskan salah satu siswa
dari pasangan itu menceritakan materi yang
baru
diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat
catatan-catatan
kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya.
5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak
menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman pasangannya
sampai sebagian siswa sudah
menyampaikan hasil wawancaranya.
6.
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya
belum
dipahami siswa.
7.
Kesimpulan/penutup.
8.
Kelebihan dan Kelemahan
Pada
setiap teori-teori yang dikemukakan oleh berbagai pendapat ahli mengenai
kegiatan suatu model pembelajaran. Pasti memiliki tujuan-tujuan yang ingin
dicapai sehingga muncul kelebihan-kelebihan dari model pembelajaran tersebut
dari model pembelajaran lainnya, yang pasti disamping terdapat kelebihan pada model
tersebut akan ada pula kelemahan dari model belajar tersebut. Begitu pula
dengan pembelajaran dengan menggunakan model artikulasi.
Berikut ini adalah kelebihan maupun kekurangan
dari model artikulasi :
1. Kelebihannya:
a.
Semua siswa terlibat
(mendapat peran)
b.
Melatih kesiapan siswa
c.
Melatih daya serap pemahaman dari
orang lain
d.
Cocok untuk tugas sederhana
e.
Interaksi lebih mudah
f. Lebih
mudah dan cepat membentuknya
g. Meningkatkan
partisipasi anak
2. Kelemahan
- Untuk mata pelajaran tertentu
- Waktu yang dibutuhkan banyak
- Materi yang didapat sedikit
- Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
- Lebih sedikit ide yang muncul
Untuk mengejar materi dapat dilakukan
pembelajaran ceramah. Sedangkan dari
keuntungan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran artikulasi
memberikan kesempatan bagi seluruh siswa
dan anggota untuk mampu bekerja sama, bersosialisasi antar teman, belajar untuk
saling berbagi pengetahuan dengan sesama anggota kelompoknya.
9.
Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam
Zuriah 2009: 162) Hipotesis didefinisikan
sebagai alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya. Hipotesis dalam penelitian saya
nanti adalah sebagai berikut :
|
Ha
Ho
|
:
:
|
Ada
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang
Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2013.
Tidak
Ada Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Artikulasi
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X MA NU Sumber Agung Kecamatan Buay Madang Kabupaten OKU Timur Tahun Pelajaran 2013.
|
J.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian yang masih akan saya
lakukan ini, dibahas metode penentuan objek penelitin, metode pengumpulan data
serta analisis data.
1.
Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau yang
menjadi perhatian (Arikunto 2002:99). Dalam penelitian saya nanti ada dua macam variabel yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen). variabel bebasnya model pembelajaran artikulasi (X) dan variabel terikat hasil belajar
ekonomi (Y).
2. Populasi
dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:55).
Sedang menurut N. Sukmadinata (2011: 205) Populasi adalah kelompok besar dan
wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita.
Tabel
1.1
Keadaan Siswa MA NU Sumber Agung
Buay Madang TP. 2012/2013
|
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
|
X A
|
9
|
11
|
20
|
|
X B
|
11
|
6
|
17
|
|
XI IPS
|
7
|
16
|
23
|
|
XI IPA
|
7
|
11
|
18
|
|
XII IPS
|
15
|
12
|
27
|
|
XII IPA
|
9
|
12
|
21
|
|
JUMLAH
|
58
|
68
|
126
|
Sumber:
Tata Usaha MA NU Sumber Agung.
2.
Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti (Arikunto 2002: 109) sebagai wakil dari populasi maka
sampel harus benar-benar dapat mewakili. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011:
205) sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata kita teliti dan tarik
kesimpulan dari padanya.
Menurut Arikunto (2006:134) apabila subjek
atau populasi yang ada kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjek atau
populasinya besar (lebih dari 100), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih.
Berdasarkan
penjelasan tersebut karena jumlah populasi lebih dari 100 siswa dan artinya
jumlah populasinya lebih dari 100 untuk dijadikan sampel, maka penelitian ini
adalah penelitian sampel, maka penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA
NU Sumber Agung yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan.
4. Rancangan Penelitian
Metode yang akan peneliti gunakan
dalam penelitian nanti adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif didasari
oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji
secara kuantitatif, (Sukmadinata 2011:53).
5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian ini adalah:
2.
Metode
Dokumentasi
Metode
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang identitas dari siswa-siswi
yang menjadi sampel dan populasi penelitian. Dalam hal ini data yang diperoleh
adalah daftar nama siswa-siswi kelas X
MA NU Sumber Agung.
2. Metode Tes
Metode
tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya hasil belajar pada pokok bahasan
materi pelajaran ekonomi kelas X MA NU
Sumber Agung dengan model pembelajaran artikulasi.
3.
Metode
Observasi
Observasi
(observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan
data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. ( Sukmadinata 2011:220).
4.
Metode
Angket
Angket
atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tdak
langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). instrument
atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. (Sukmadinata 2011:219).
6.
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.
Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas
jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara
hasil tes tersebut dengan kriterium. Uji validitas yang akan digunakan dalam
penelitian nantinya adalah validitas
konstruk (Construct Validity).
Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163) validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya
dibanding dengan validitas lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk
validitas isi dan validitas kriteria. Teknik yang digunakan adalah tehnik korelasi product moment yang
dikemukakan oleh pearson sebagai berikut
:
r
=
Keterangan
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi
antara variable X dan Y, dua variable
yang dikolerasikan
( Arikunto, 2012 : 87)
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung
dari rumus di atas lebih besar dari rtabel
maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.
b. Reliabilitas
Dalam
menguji reliabilitas tes bentuk pilihan ganda menggunakan rumus KR 20 sebagai berikut :
, ( Arikunto, 2012: 115)
Dimana :
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek
yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek
yang menjawab item dengan salah (q =
1-p)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan
q
n : banyaknya item
S : standar deviasi
dari tes
K.
Teknik
Analisis Data
Tujuan pokok dari
penyajian hipotesis ini ialah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dua
variabel penelitian yaitu antara model pembelajaran artikulasi dengan hasil
belajar ekonomi siswa kelas X MA NU
Sumber Agung. Dalam penelitian nanti metode analisis data yang digunakan
adalah analisis statistik koefesien korelasi product moment dengan rumus raw
score (angka kasar).
Pengujian Hipotesis
X terhadap Y
Keterangan
Dimana:
rxy = Koefisien korelasi product moment antara variable X dan Y
∑XY = Hasil perkalian antara variabel X dan Y
N = jumlah sampel (responden)
X =
Model pembelajaran artikulasi (variabel bebas/Independen)
Y =
hasil belajar ekonomi (variabel terikat/dependen)
(Arikunto, 2012 : 87)
1. Uji t
Langkah berikutnya untuk menguji signifikasi korelasi (uji
hipotesis) menggunakan rumus sebagai berikut :
t
2
Keterangan
:
t =
nilai t
r =
nilai koefisien korelasi product moment
n =
jumlah sampel. (hasan, 2004:97)
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung lebih besar dari pada t
tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, dan jika t hitung kurang dari t tabel
maka Ha ditolak dan Ho diterima.
L.
Sistematika
Penulisan
Untuk
menghasilakn suatu pembahasan yang lebih runtut, penulis susun sistematika
penulisan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Bagian
ini tediri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bagian
ini terdiri dari pengertian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian model pembelajaran
artikulasi, karakteristik model artikulasi, langkah-langkah model artikulasi,
kelebihan dan kelemahan dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
Bagian
ini terdiri dari variabel penelitian, devinisi operasional variabel, jenis
Penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Bagian
ini terdiri dari deskripsi wilayah penelitian, penyajian data, pengolahan data
hasil peneltian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
Bagian
ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
M. LANGKAH KERJA DAN JADWAL PENELITIAN
1.
Langkah Kerja
Langkah
kerja yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
a. Tahapan
Persiapan
1.
Persiapan Administrasi
2.
Mengajukan Judul
Penelitian
3.
Mengadakan Observasi ke
MA NU Sumber Agung
4.
Menyusun Rencana
Penelitian.
b. Tahapan
Pengumpulan Data
1.
Meminta Izin Penelitian
2.
Mengumpulkan Data
3.
Menyusun dan Memeriksa
Data
c. Tahapan
Pengolahan Data
1.
Pengolahan Data
2.
Analisis Data
3.
Penafsiran Data
d. Tahapan
Penyusunan Laporan
1.
Penyusunan Laporan Awal
2.
Penyusunan Laporan
Akhir
2. Jadwal
Penelitian
Untuk
mempermudah dan memperlancar penyusunan skripsi serta penyelesaian skripsi yang
tepat pada waktunya, maka penulis membuat jadwal penelitian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jadwal
Penelitian
|
No
|
Kegiatan
|
Bulan
|
||||||
|
Des
|
Jan
|
Feb
|
Mar
|
Apr
|
Mei
|
Juni
|
||
|
1.
|
Mengajukan judul
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Menyusun proposal
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Mengajukan proposal
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Seminar proposal
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Perbaikan proposal
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Mengajukan bimbingan
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Konsultasi bimbingan
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
|
8
|
Pelaksanaan penelitian
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
|
9
|
Mengolah data
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
10
|
Menyusun laporan
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
|
11
|
Menyusun uji skripsi
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
|
12
|
Uji skripsi
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
13
|
Perbaikan skripsi
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
|
14.
|
Penyerahan skripsi
|
|
|
|
|
|
|
Ö
|
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Barlian. 2009. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Pelembang.
Hasan. 2004. Analisis Data
Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Jihad. 2010. Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Multi Pressindo.
Latuheru. Media Pembelajaran Dalam
Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta : Depdikbud. 1988.
Pidarta. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta:
PT Rineka Cupta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono. 2010. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.